Baru saja menonton siniar seorang konten kreator yang menjelaskan mengenai AI. Pemilik acara siniar itu bertanya, "apa batas etiknya menggunakan AI?" Kemudian, seperti yang sudah saya basa sebelumnya (bisa di cek pada label opini yang banyak membasa tentang AI), Si Pemilik Acara itu menjelaskan bahwa ada proyek gambar untuk sampul buku dan menggunakan AI. Aku mengira, karena memang pertanyaan tersebut masih samar. Maka narasumber itu menjelaskan juga dengan lebih luas. Bahkan karena itu, pertanyaan utamanya tidak terjawab. Lalu Si Pemilik Acara kembali menebali itu dengan menceritakan kehidupan pribadinya. Bahwa ia tidak suka dengan pencurian hak milik. Karena AI sampai saat ini tidak bisa menggambar sendiri, pasti ada unsur gambar orang lain yang masuk ke dalamnya ketika kita memasukkan prompt dan meminta AI menggambarnya. Kali kedua ini lebih jelas. Narasumber menjawab dengan contoh juga, bahwa ia mungkin bisa meminta AI menggambar Indonesia dengan gaya lukisan Van Gogh. K...
Cari Blog Ini
Jagaddhita Pradana
Kita belajar untuk: Memanusiakan diri kita, dan memanusiakan manusia-manusia lainnya.
Postingan
Unggulan
Postingan Terbaru
Bagaimana Mengembalikan Rasa yang Telah Hilang?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Begitu Jauh, Jatuh, dan Lemah
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Gunakan AI Sebagai Alat, Bukan Sebagai Pegawai Pencurian
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Siang di Jalan yang Terik
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebuah Tempat yang Memiliki Cerita Sendiri
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Serial Kampret : Menjadi Pemimpin
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya