Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

 Saat yang tepat aku kira. Ternyata salah. Ini bukan saatnya atau mungkin belum saatnya! Aku menarik busur panah ini dalam-dalam. Mengatur napas juga mencoba agar tanganku tak bergetar. Nderedeg . Aku kira, ini saatnya aku melepaskan anak panah. Ternyata belum. Aku kurang menahan busur ini? Sasaran itu jelas nyata. Sasaran itu ada. Aku sudah membidiknya sekian lama. Tapi mengapa rasanya ini masih belum cukup? Sembrono. Terlalu gegabah jika aku tetap memaksakannya. Sebab, anak panah hanya sekali seumur hidup. Jalan yang akan aku ambil haruslah penuh perhitungan. Tak mungkin kan aku menyianyiakan barang satu anak panah ini? Tak mungkin aku memaksa yang tak ia bisa. Mungkin, keindahan itu ada pada suatu hari ini. Jika bidikan ini tepat pada sasaran. Untuk saat ini, aku harus terus menahan. Tanganku mulai pegal, bergetar, tapi berusaha aku kuatkan. Tidak. Aku tidak akan kehilangan bidikan. Aku akan tetap di sini. Memegang busur ini. Sampai saat nanti, jika sudah siap terarah pada sasar...

Postingan Terbaru

Jangan Pernah Menempatkan Anak dalam Bahaya

Sinyo

Jatuh

Tetralogi Pulau Buru dalam Mata Saya

Pada Sisi Satu

Fantasi

Proses Menulis Skripsi

Balon

Pada Mahkota Bunga yang Berlubang

Jenuh