Pink dan Hijau di Mata Saya

 Sesungguhnya hal yang tak bijak, bermain sosial media secara berlebihan. Sebab, mungkin sebenarnya maksud seseorang biasa saja. Tapi karena terlalu lama bermain dan kejenuhan sendirinya datang.

Kita bisa menjadi orang yang tak mengedepankan lagi logika.

Berikut yang saya jumpai:

1. Seseorang yang menciptakan konspirasi tentang seorang jurnalis.

Saya tak berani menyebutkan nama. Tapi teman-teman bisa langsung menebaknya: beliau adalah jurnalis perempuan yang terkenal kritis.

Mula, saya membaca akun beritanya. Orang-orang dengan sendirinya tiba-tiba menciptakan konspirasi. "Mengapa tak bersuara seperti dulu? Di bungkam, kah?"

Sama sekali tak terasa sebagai pertanyaan. Tapi tuduhan. Ya, resiko itu selalu ada. Ketika kita bermain di pinggir kolam tak mungkin kita bisa tetap kering. Begitu juga dalam politik yang jahat. Sebisa apapun kita berbuat baik, secara tiba-tiba bisa ada yang berlaku jahat.

Mengapa tak memanusiakan jurnalisnya?

Beliau juga manusia. Beliau diberkahi emosi, entah senang, sedih, capai, bahagia, dan lainnya. Mungkin saja emosi yang beliau rasakan sedang tak baik. Sehingga, berikan waktu saja. Toh, tak ada tuntutan untuk bersuara.

Bukankah kita selalu menuntut untuk kebebasan bersuara? Mengapa kita menuntut seseorang untuk berbicara? Adil kah?

2. Selalu cepat untuk membenci.

Sungguh, masih di media sosial. Pengalaman pribadi saya yang mengubah foto jadi bertone: pink dan hijau.

Saya menafsirkan warna pink sebagai arti berani. Sebab, saya pernah mendengar bahwa itu adalah warna maskulin. Pun sekarang mewakili perempuan. Jadi tak ada pemisah antara laki-laki dan perempuan bahwa maknanya berarti keberanian.

Ternyata warna itu bermasalah akibat narasi: warna itu dipakai oleh seorang ibu-ibu yang berprotes.

Begitu teman mengatakannya pada saya. Bahwa itu arti warna pink yang sedang tren ini.

Sungguh. Jika masih boleh bebas saya berpendapat: saya merasa keberaniannya sangat harus dihargai. Tapi, apakah yang dikatakannya adalah yang sejalan dengan saya? Itu hal lain.

Sekali lagi dan perlu diingat: tak ada satu politisi pun yang saya bela. Tak ada satu politisi pun saya percaya. Mereka sama saja, pembohong.

Saya hanya ingin berbicara sebagai rakyat, membela hak-hak rakyat.

Pendeknya, saya tak ingin mempermasalahkan warna. Saya juga tak ingin jadi bersitegang dengan teman. Jadi saya ubah foto saya tak lagi memakai warna pink hijau itu.

Komentar

Postingan Populer