Konten Serba Cepat Bisa diterima Otak? Mungkin, karena Ada Kemungkinan itu.

 Tulisan ini berangkat dari mengisi kuisioner dengan pertanyaan, "sebarapa sering membuka aplikasi TikTok?"

Saya bukan orang yang anti dengan kemjuan. Pula bukan orang yang anti dengan TikTok.

Sebelumnya, saya sudah menceritakan jika baru saja membuat akun TikTok dan lain sebagainya. Tapi pertanyaan itu ada, seberapa sering saya membuka TikTok?

Jarang.

Bahkan, kadang dalam sehari saya membuka TikTok hanya untuk mengupload postingan. Itu saja, kadang saya lupa.

Bukan karena saya tidak suka konten-kontennya. Konten TikTok saya rasa ada algoritmanya, TikTok mencari tahu apa yang kita cari. Sehingga memunculkannya pada beranda TikTok.

Beranda TikTok saya berisi rekomendasi atau review buku. Biasanya menggunakan tagar #BookTok.

Menarik. Saya juga suka. Tapi saya merasakan sesuatu.

Saya rasa, otak saya manusia yang lahir pada 2001 dan hidup pada tahun 2025. Mengonsumsi TikTok memang memberikan saya informasi, tapi, informasi itu hanya sebatas saya tahu. Bukan mengerti dan memahami.

Contoh: saya melihat review buku yang disajikan dengan begitu cepat. Satu menit bisa memberikan kita sinopsis, kelebihan, kekurangan, sampai pada pesan yang diberikan oleh pengarang pada bukunya.

Saya tahu apa yang disampaikan. Tapi apa saya bisa mengerti dan memahami?

Tidak. Saya hanya sebatas tahu. "Oh buku ini begini ceritanya, ini kelebihan kekurangannya." Lalu, sudah. Itu saja.

Saya membandingkan itu dengan konten lama. Video Youtube yang mereview buku. Situs web yang menyajikan kritik sastra.

Informasi yang saya peroleh membutuhkan waktu lama yang lebih dari satu menit. Tapi, diantara jeda-jeda itulah saya memperoleh lebih.

Contoh: saya menonton video Youtube orang membahas buku yang baru saja ia baca. Lebih lama durasi videonya daripada TikTok. Orang yang menyampaikannya juga mendapatkan kesempatan untuk mengulas dengan keleluasaan waktu.

Diantara jeda orang yang meriview buku itu berbicara. Secara otomastis, otak saya juga mendapatkan kesempatan untuk mengelola informasi itu. Sehingga, apa yang saya dapatkan lebih dari sekedar tahu. Saya bisa mengerti dan paham.

Mungkin, itulah kenapa, dijelaskan oleh guru atau dosen lebih bisa dipahami daripada sesuatu yang cepat kita dapatkan.

Tak jarang, kan? Kita menjumpai guru atau dosen kita mengambil jeda ketika menjelaskan sesuatu? Saya rasa, pengajar tahu bahwa murid mereka membutuhkan waktu untuk mengoprasikan otaknya.

TikTok akan memberikan kita informasi: 1+1=2 kita tahu hasil 1 ditambah 1 sama dengan 2

Tapi guru akan mengajarkan pada kita: satu ditambah satu sama dengan dua. (jeda). Guru menjelaskan, kita memiliki satu donat, lalu ayah memberikan kita satu lagi, maka sekarang kita memiliki dua donat.

Dari penjelasan guru kita paham dan mengerti darimana hasil 1 ditambah 1 sama dengan 2. Bagaimana proses penambahan itu menjadikan otak kita tidak hanya tahu, tapi paham.

Dibandingkan dengan TikTok. Kita tahu jika 1 ditambah 1 sama dengan 2. Kita mendapatkan informasi bahwa 2 merupakan hasil dari 1 ditambah 1. Tapi dari mana? mengapa bisa begitu? Mungkin TikTok akan menjawab: jawaban 2 sudah benar. kamu tak perlu mempertanyakannya. Saya harus cepat, kamu harus mengeksplorasi selanjutnya. (scroll). TikTok menyajikan 1x1=1. 

Pada tulisan ini saya maksudkan, bahwa otak saya atau mungkin beberapa teman yang sama dengan saya. Tidak bisa terus menerus mengonsumsi informasi yang cepat dengan paham dan mengerti. Tapi hanya bisa sekedar tahu.

Sekali lagi, saya tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh manusia pada kehidupan selanjutnya.

Bisa saja karena saya lahir pada 2001 dan mengkonsumsi TikTok pada 2025, mengalami keusangan. Otak saya tidak berevolusi untuk mengonsumsi informasi cepat.

Mungkin, bisa saja, tidak ada yang tahu. Pada tahun 2000 sekian, otak manusia bervolusi, beradaptasi untuk memperoleh informasi dengan cepat. Bisa saja, ada kemungkinan itu.

Saat itu semua terjadi. Saya rasa, yang saya tulis ini sudah tidak dipedulikan lagi. Mungkin juga sudah beralih wahana dari web menjadi konten informasi yang serba cepat.

Bisa jadi, ada kemungkinan itu.

Komentar

Postingan Populer