Blueprint dalam Dunia Kepenulisan
Bukan maksud saya untuk menggurui. Berdasarkan beberapa tulisan saya di blog ini, novel, dan buku anak, saya ingin berbagi pentingnya blueprint.
Jujur, saya ketika baru saja mulai menulis adalah tipe orang yang mengabaikan blueprint. Saya dulu waktu masih SMA selalu kepikiran, "nulis gitu aja kok pakai kerangka segala, toh kerangkanya kan bisa disimpan di otak, diingat-ingat, lalu tinggal menulis!"
Hasilnya?
Beberapa tulisan saya yang masih tersimpan dalam file pribadi, ketika membacanya lagi saya menjadi malu. Hahaha!
Tapi semakin lama, semakin bisa belajar. Kalau ternyata kerangka, atau saya lebih suka menyebutnya blueprint karena lebih keren dan sering saya jumpai. Jadi ya, blueprint ini penting.
Setidaknya, saya menganggap segala hal yang ingin dibuat oleh manusia memerlukan blueprint.
Contoh bapak saya yang kerja di dunia pertukangan. Bapak saya biasanya memiliki blueprint ini sebelum membangun saluran atau gorong-gorong. Agar ketika kerjanya nanti mengerti apa yang harus dilakukan sampai selesai. Semuanya bisa diperkirakan dan awal sampai akhir dengan adanya blueprint ini.
Saya menganggap berarti ini juga yang diperlukan untuk menulis. Blueprint.
Saya sangat terbantu dengan bukunya Jessica Brody, Save the Cat! Writes A Novel. Buku ini yang membantu kita, penulis yang masih amatir ini membuat blueprint.
Ini saya rasakan pada novel pertama saya kemarin. Sekali lagi, buku ini layak dibaca:
Penyanyi Miskin yang Terbelenggu oleh Mimpi
Bahwa ternyata, blueprint inilah yang menjaga kita untuk menyelesaikan novel yang sedang kita buat.
Tidak ada kata, "habis inspirasi". Bukankah kita memiliki blueprint yang membimbing kita dari awal sampai selesai?
Selebihnya kita hanya merangkai kata untuk menjadikan blueprint kita sebuah novel.
Blueprint kita mungkin hanya dua halaman saja. Tapi dua halaman itulah novel yang akan kita jadikan ratusan halaman.
Lalu, bagaimana jika kesulitan merangkai kata?
Saya rasa, dengan kita membaca tidak akan ada kesulitan merangkai kata. Membaca itu seperti pisau dalam jari-jari kita untuk laptop/komputer. Semakin sering membaca, pisau-pisau itu semakin terasah dan mudah untuk merangkai kata-kata.
Tentu juga dengan kebiasaan menulis.
Jangan khawatir tulisan buruk.
Bukankah dari buruk kita bisa belajar dan membenahi?
Jadi, pesan saya. Jangan pernah mengabaikan blueprint saat hendak menulis sesuatu. Terlebih jika ingin membuat novel. Blueprint sangat-sangat-saaaaangggaaaattttt penting.
Komentar
Posting Komentar