Karya itu Ibarat Buah Hati
Aku membuat konten TikTok baru beberapa unggahan, tapi aku cukup senang sejauh ini untuk berbagi.
Berikut ini link TikTok ku : https://www.tiktok.com/@jagaddhitapr
untuk salah satu unggahannya : https://www.tiktok.com/@jagaddhitapr/photo/7504152128949357829
Mungkin, beberapa keidealisan itu akan sirna dengan berjalannya waktu. Aku yang dulu, pasti sangat anti untuk melakukan ini. Ke-keras kepala-anku, pasti enggan untuk membuat akun TikTok atau mengunggah sesuatu di TikTok.
Nah, karena lagi seneng-senengnya. Baru ini aku merasa bahwa dunia sosial media itu luas!
Aku kayak orang tua yang baru mengenal sosmed. Benar-benar takjub akan luasnya.
Lalu, beginilah aku sekarang berusaha untuk menahan memainkan Tiktok. Bukan karena scroll terus-terusan. Aku tetaplah orang yang tidak terlalu suka dan sering memegang handphone.
Hanya saja, TikTok dan akun baruku ini membuat aku merasa ingin membagikan semuanya.
Awalnya aku hanya ingin membagikan penggalan kutipan dari buku yang aku baca. Tapi, ternyata aku juga ingin membagikan alasan mengapa aku baca buku ini. Apa yang aku dapat setelah membaca buku ini.
Bagus. Aku merasa itu masih cukup sehat,
Datanglah keinginan lain dari otak aku ini untuk melakukan hal lain. Aku ingin mengembangkannya pada, "puisi yang aku buat, apa aku bagikan TikTok juga?"
Begitulah kebimbangan itu ada.
Pasalnya, seperti yang dapat teman-teman lihat. Konten TikTokku berisikan gambar dan musik yang template dari TikTok.
Jika aku membagikan puisiku dengan cara itu. Rasanya itu seperti menelantarkan anak sendiri ke dunia yang luas. Hahaha, berlebihan. Tapi rasanya memang seperti itu.
Jika aku ingin membagikan puisiku di TikTok, aku rasa, aku harus membagikannya dengan bentuk yang lebih baik. Bukan seperti yang sekarang aku lakukan. Ini benar-benar terlihat cukup buruk untuk konten kreator.
Tapi, ya, namanya juga hidup. Aku akan mempelajari dan berproses. Semoga, aku bisa membagikan puisiku di TikTok dengan cara yang lebih baik daripada sekarang ini.
Komentar
Posting Komentar