Serial Kampret: Obat Mujarab
Kampret berusaha begitu keras untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang pembuat obat.
"Aku akan mengusahakan obatnya." Kata Kampret ketika sedang tersambung melalui telepon dengan orang di sebrang sana. "Ya, memang, penyakit mata kiri menjadi mata kanan, dan mata kanan menjadi mata kiri itu memang belum ada obatnya. Tapi aku percaya segala penyakit bisa disembuhkan."
"Tolong, usahakan ini ya, Tuan Kampret." Suara disebrang sana memohon.
"Pasti. Pasti aku akan mengusahakannya."
Kampret tidak memiliki latar belakang sama sekali mengenai dunia medis. Ia menjadi seorang pembuat obat karena suatu waktu, secara tidak sengaja, ia menyembuhkan seseorang dengan keajaiban tangannya.
Pernah sekali waktu Kampret berjumpa dengan orang yang tidak bisa berhenti cegukan.
Kampret ingin sekali membantunya. Karena, melihat orang tidak bisa berhenti cegukan itu membuat Kampret merasa iba. Ia berkata pada orang yang tidak bisa berhenti cegukan itu, "hai, sobat, aku rasa aku bisa menyembuhkan cegukanmu."
"Tidak, (berhenti karena cegukan), mungkin, anda bisa, menyembuhkan, cegukan, saya. Saya, sudah, ... cegukan, seperti ini, sejak dulu sekali. Tidak ada, orang, yang bisa, menyembuhkan, saya." Di antara jeda cegukannya, Kampret semakin merasa kasihan.
"Aku bisa."
"Bagaimana saya bisa mempercayai anda?"
"Datanglah ke rumah, barangkali kau sempat. Aku selalu ada di rumah setelah pukul tujuh malam."
Orang yang tidak bisa berhenti cegukan itu tidak langsung bertamu ke rumah Kampret. Satu, dua hari, tiga hari, orang itu belum juga berkunjung. Namun, ketika Kampret hampir melupakannya, tiba-tiba orang itu berkunjung,"
"Bagaimana, anda, akan, menyembuhkan, cegukan, saya." Orang itu duduk di kursi yang berhadapan dengan Kampret.
Kampret menjawab, "tentu, aku akan menyembuhkannya dengan air khusus dariku."
"Air apa itu?"
"Kau tak perlu tahu sobat. Air khusus ini merupakan obat yang sudah aku ramu. Kau bisa percaya padaku, tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah kau meminumnya pasti kau akan sembuh." Kampret menuju ke dapur rumahnya. Ketika ia kembali, ia membawa sebuah tabung kecil dan gelas dengan air yang begitu bening. "Jika kau tak mempercayaiku, sobat, aku bisa meminumnya dulu dihadapanmu. Obat ini aman." Kampret meneguk cairan dari tabung itu setelah menuangnya dalam gelas.
Ia mengambil gelas lain untuk pasien pertamanya. Orang yang tidak bisa berhenti cegukan itu meminum cairan yang sama seperti yang diminum oleh Kampret.
Ketika meneguk minuman itu, Kampret membisiki orang yang tidak bisa berhenti cegukan dengan, "kau akan berhenti cegukan, percayalah. Tahan napasmu, hembuskan perlahan, pejamkan matamu ketika melakukannya. Maka kamu akan berhenti cegukan."
Benar apa yang dikatakan Kampret. Ketika orang yang tidak bisa berhenti cegukan itu melakukan sesuai instruksi Kampret, cegukannya berheni. Ia sangat senang. Setelah bertahun penyakitnya tiba-tiba bisa hilang begitu saja.
Orang itulah yang menyebarkan berita bahwa Kampret adalah orang yang memiliki obat paling mujarab. Dari mulut ke mulut berita itu tersebar luaskan. Kini, pasien Kampret semakin ramai.
Ia bingung harus bagaimana dengan orang yang mata kirinya menjadi mata kanan, dan mata kanannya menjadi mata kiri.
Ia menggerutu dan mengingat kali pertama ia mendapatkan pasien.
Kampret mengingatnya dengan penuh senyum dan tawa, "aku hanya memberikan orang yang cegukan itu air putih biasa. Tidak ada yang istimewa dari itu."
"Aku bisa memahami kenapa cegukannya tidak bisa berhenti. Ketika orang itu berobat pada siapa pun itu, yang tertanam pada kepalanya adalah, aku tidak akan bisa sembuh dari cegukan. Aku membisikinya dengan presepsi lain, aku mencabut akar yang tidak diperlukan itu. Memberinya kepercayaan bahwa cegukannya bisa hilang."
"Beruntungnya kali itu aku berhasil. Untung saja. Tapi, apa kali ini aku bisa menyembuhkan orang dengan penyakit mata paling aneh di dunia ini?"
"Datang saja ke rumah. Aku sudah menemukan obatnya." Begitu Kampret memberi kabar pada orang yang memiliki penyakit mata.
Ketika orang dengan penyakit mata itu datang ke rumah Kampret. Kampret menganalisis penyakit itu, Kampret memeriksa dengan seksama. Baginya, tidak ada yang aneh dengan mata orang itu.
"Bagaimana kau bisa merasakan bahwa kau memiliki penyakit mata kanan menjadi mata kiri, dan mata kiri menjadi mata kanan?"
"Aku tidak tahu. Tapi aku merasa begitu. Mata kananku seharusnya menjadi mata kiri, mata kiriku juga seharusnya menjadi mata kanan. Kata orang-orang kepadaku juga begitu, tentu tuan juga menyadarinya kan?" Tanya orang dengan penyakit mata itu geram. Ia merasa dibohongi oleh Kampret yang katanya memiliki obat dari penyakitnya. "Kalau tuan tak bisa menyembuhkan saya tidak apa. Tuan merupakan pembohong!"
"Oh, santai dulu, sobat. Aku menyadarinya. Aku menyadari kekeliruan yang ada di matamu. Tunggu sebentar, aku akan mengambilkan obat untukmu."
Air putih dari Kampret sudah menjadi legenda. Air putih itu bisa menyembuhkan segala penyakit. Kampret kembali dengan membawa air putih itu beserta dengan cermin yang ia pegang.
"Minumlah."
Orang dengan sakit mata itu meminumnya. Ia percaya obat itu bisa menyembuhkannya.
"Sekarang. Kau lihat dirimu di cermin itu. Bukankah mata kananmu telah kembali menjadi mata kanan, dan mata kirimu telah kembali menjadi mata kiri?"
Tidak bisa berkata-kata orang dengan sakit mata itu ketika Kampret menyembuhkannya. Ia menjadi sangat senang. Ia memuja-muja kehebatan Kampret. Orang paling jenius di dunia yang memiliki segala macam obat dari segala macam penyakit.
Orang dengan penyakit mata itu membawa cermin kemanapun ia pergi. Kini matanya sudah kembali normal seperti biasa, lebih-lebih, ketika ia menatap dan disadarkan oleh cermin yang ia bawa dari rumah Kampret.
Sudah cukup puas Kampret tertawa. Uang dari pasien-pasiennya yang senang bukan main karena bisa sembuh juga sudah sangat banyak. Maka, ia keluar rumah, membalik penanda yang menempel di jendela rumahnya dari "buka" menjadi "tutup".
Sejak saat itu Kampret pergi, dan orang-orang tidak bisa menemukan Kampret lagi setelah itu.
Rumah yang telah ditinggal olehnya itu kosong, sampai bertahun-tahun, bahkan beratus-ratus tahun. Kampret hilang, tidak bisa ditemukan, dan orang-orang dari lintas generasi tetap saja mendengar cerita legenda mujarab air putih Kampret.
Komentar
Posting Komentar