Pembaca Buku dan Pendengar yang Buruk
Mengapa ada jarak yang cukup jauh antara pembaca buku dan orang yang tidak suka membaca buku?
Seorang yang sangat tidak percaya buku mengatakan kepada pembaca buku, "mereka sok pintar, mereka menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka sendiri!" Ia meracau lagi, "buktinya, mereka tidak bisa menjelaskannya pada kita!"
Maka pembaca buku itu mulai mendengarkan. Ia menjelaskan dengan perlahan tentang pemahamannya.
"Kita bukan sok pintar. Kita membaca dan belajar banyak hal yang membuat kita mengerti banyak hal."
"Omong kosong!"
Pembaca buku itu terdiam.
"Lagi pula kepintaran tidak hanya di dapatkan dari buku!"
Hal paling bijak yang seharusnya dilakukan oleh pembaca buku adalah diam.
Ah, tidak. Pembaca buku itu juga manusia. Ia meluapkan emosinya, "kau menginginkanku untuk berbicara denganmu karena aku membaca buku. Kau berharap aku membagikan apa yang aku ketahui, tapi kau mengoloknya."
"Sebab pengalaman lebih berharga daripada membaca buku."
"Aku mengerti maksudmu, aku yang hanya berusia sepuluh tahun tidak akan memiliki banyak pandangan daripada aku yang berumur duapuluh tahun. Tapi, aku yang duapuluh tahun lebih baik daripada aku yang duapuluh tahun juga tanpa membaca buku."
"Bicaramu ruwet. Aku tidak mengerti."
"Baca buku saja."
"Aku bilang. Pengalamanku lebih banyak daripada kamu yang hanya membaca buku."
Pembaca buku seharusnya sadar. Apa yang mereka bicarakan hanya akan terus berputar. Sebaiknya pembaca buku itu diam. Situasi yang tengah terjadi bukan lagi sebuah diskusi, bukan juga perdebatan, yang terjadi adalah penolakan. Lebih-lebih orang yang tidak suka membaca buku itu hanya menginginkan olokan.
"Kau tak mampu mendebatku, bukan?"
Pembaca buku sebaiknya diam.
***
Beberapa tahun kemudian berjalan. Seorang yang tak suka membaca buku mengatakan, "mereka sok pintar, mereka menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka sendiri!" Ia meracau lagi, "buktinya, mereka tidak bisa menjelaskannya pada kita!"
Pembaca buku seharusnya sudah mengerti dan tidak perlu meresponnya.
Sebaiknya, lakukan diskusi dengan orang yang mau mendengarkan. Baca buku atau tidak, bukan sebuah kewajiban juga. Kadang orang-orang yang mau mendengarkan juga belajar banyak hal.
Tapi jika melakukan perdebatan dengan orang bermulut besar dan bertelinga kecil? Sebaiknya simpan saja tenaga dan energimu.
Komentar
Posting Komentar