Mengenai Kutipan

 Di luar kepentingan akedemik, saya hampir tidak pernah menggunakan buku-buku yang saya baca sebagai kutipan.

Alasan saya banyak sekali untuk tidak menggunakan kutipan. Lebih-lebih ketika menulis blog ini, hanya satu kali sebelum unggahan tulisan ini saya menggunakan kutipan.

Saya merasa terlalu sungkan untuk menggunakan kutipan. Kebanyakan orang yang memberikan kutipan dipandang "wah" dengan anggapan wawasan yang luas. Saya rasa, saya belum pantas untuk dianggap berwawasan luas. Saya masih duapuluhtiga tahun. Tidak banyak pengalaman hidup saya untuk dianggap berwawasan luas.

Menyandang kutipan memang sangat berat. Tapi resiko tidak memberikan kutipan, akan dianggap memberikan ocehan ngawur tak berdasar. Itu yang menjadikan saya memberikan kutipan di unggahan sebelumnya.

Hal yang saya tuliskan, saya bagi bersama teman-teman kebanyakan terinpirasi dari buku-buku yang saya baca.

Sangat disayangkan jika tidak menaruh kutipan dari buku yang saya baca. Sebisa mungkin, untuk ke depannya saya akan memberikan kutipan serta pustaka di setiap unggahan opini.

Saya usahakan, jika memang tulisan saya didasari oleh kutipan tersebut akan ada kutipan. Tapi jika tidak, saya tidak akan menaruh kutipan hanya sebagai tempelan atau hiasan agar terlihat keren.

Setiap kutipan yang kita berikan, seharusnya bisa dipertanggungjawabkan. Entah kita mengelaborasi kutipan tersebut atau menggunakan kutipan tersebut sebagai pendukung argumen kita. Tidak serta merta hanya menempel dan terlihat keren.

Jujur saja, saya juga manusia. Ada juga keinginan saya untuk terlihat keren. Tapi, sebisa mungkin saya berusaha agar tidak hanya karena alasan itu, sebisa mungkin saya akan mempertanggungjawabkan (jika ada) kutipan yang saya tampilkan.

Komentar

Postingan Populer